Yogyakarta – Apa jadinya jika edukasi keamanan siber digabungkan dengan kunjungan ke museum? Hasilnya adalah pengalaman belajar yang unik, interaktif, dan penuh makna seperti yang terjadi dalam program Cyber Safe Kids! di Museum Sandi Yogyakarta.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Indonesia Women in Cyber Security (IWCS) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Tidak seperti workshop biasa yang diadakan di ruang kelas, acara ini justru digelar di satu-satunya museum kriptografi di Indonesia, menciptakan atmosfer belajar yang berbeda dan menarik.
“Seru banget! Baru kali ini ikut kegiatan digital di tempat bersejarah,” ungkap salah satu siswi dengan antusias.
Mengenal Sejarah Pengamanan Informasi di Indonesia
Museum Sandi Yogyakarta menyimpan berbagai koleksi terkait sejarah persandian dan pengamanan informasi di Indonesia, mulai dari masa perjuangan kemerdekaan hingga era modern. Dengan latar belakang ini, anak-anak tidak hanya belajar tentang keamanan digital masa kini, tetapi juga memahami bagaimana nenek moyang kita menjaga kerahasiaan informasi di masa lalu.
“Anak-anak bisa melihat langsung bagaimana teknologi enkripsi berkembang dari masa ke masa. Ini membuat mereka lebih menghargai pentingnya keamanan informasi,” jelas salah seorang pemandu museum.
Permainan Interaktif dan Diskusi Terbuka
Agar peserta tidak bosan, materi disampaikan melalui permainan interaktif, role-play, dan diskusi kelompok. Beberapa topik yang dibahas antara lain:
-
Bahaya oversharing di media sosial – Anak-anak diajak berpikir kritis sebelum mengunggah foto atau informasi pribadi.
-
Cara mengenali berita hoaks – Mereka belajar memverifikasi informasi sebelum membagikannya.
-
Pentingnya password yang kuat – Peserta diajarkan membuat kombinasi password yang sulit diretas.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya tahu teorinya, tetapi juga bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Eva Noor, Ketua IWCS.
Dampak Positif bagi Peserta
Baik siswa maupun guru merasakan manfaat besar dari acara ini. Seorang guru pendamping mengaku terkejut dengan antusiasme anak-anak. “Mereka jadi lebih aware tentang keamanan digital. Bahkan, beberapa siswa mulai mengingatkan temannya untuk tidak sembarangan mengklik link,” ceritanya.
Selain itu, program ini juga memperkuat kolaborasi antara IWCS, BSSN, dan sekolah-sekolah dalam membangun budaya literasi digital yang lebih baik.
Apa Langkah Selanjutnya?
IWCS berencana memperluas program Cyber Safe Kids! ke lebih banyak sekolah di Indonesia. Dengan target 70 sekolah hingga 2025, diharapkan semakin banyak anak yang terbebas dari ancaman kejahatan siber.
“Kami ingin menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga bertanggung jawab dalam menggunakannya,” tutup Eva Noor.
Dengan metode pembelajaran yang kreatif dan lokasi yang unik, Cyber Safe Kids! membuktikan bahwa edukasi keamanan digital bisa menyenangkan, inspiratif, dan berdampak besar bagi masa depan anak-anak Indonesia.